admin Jun 9, 2016 2016-06-09 08:25:01+00:00
ISU reshuffle kembali menghangat setelah Presiden Joko Widodo menyinggung komposisi menteri Kabinet Kerja di acara haul Taufiq Kiemas yang memasuki tahun ketiga.
ALFIAN MUJANI
Alfian.muzani@bogor-today.com
Saat membacakan sambutan, Jokowi tiba-tiba menyinggung soal jumlah menteri yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Di hadapan Ketum PBNU Said Aqil Siradj, Jokowi menyebutkan jumlah menteri dari kalangan NU. “Saya mau klarifikasi mengenai menteri NU. Tadi diam-diam saya hitung ada 6. Jadi NU ada,” kata Jokowi d i kediaman
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/6/2016).
Lalu, bagaimana dengan jumlah menteri dari kalangan Muhammadiyah? “Muhammadiyah, karena Dr Haedar enggak tanya, saya enggak ngitung,” seloroh Jokowi. “Saya jadi ingat reshuffle kalau begini,” tambah Jokowi.
Hadir dalam acara ini Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno dan para pimpinan partai politik seperti Ketum Nasdem Surya Paloh, Ketum Golkar Setya Novanto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Dalam acara ini hadir juga jajaran menteri Kabinet Kerja, seperti Menko Perekonomian Darmin Nasution, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Mendagri Tjahjo Kumolo, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, dan Menkum HAM Yasonna Laoly.
Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla menghadiri buka bersama Partai NasDem. Keduanya sempat mengobrol dengan Ketum NasDem Surya Paloh. Namun Jokowi mengelak telah membicarakan isu reshuffle dengan Paloh. “Belum (reshuffle),” ujar Jokowi usai menghadiri buka bersama di DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2016).
Jokowi menyebut hanya membicarakan soal hal remeh temeh dengan JK dan Paloh. Seperti menu buka puasa yang disajikan Partai NasDem. “Kalau bertiga tadi di dalam bicara masalah Mie Aceh, Martabak Medan sama Soto Bangkong,” kata Jokowi.
Hal senada juga disampaikan oleh Surya Paloh. Meski membicarakan sejumlah hal substantif, ia menyebut tak ada soal isu reshuffle mencuat di tengah-tengah obrolan ketiganya.
“Tadi nggak bicara (soal reshuffle). Tadi kan kalian tanya sendiri. (Poin yang dibicarakan) berbagai hal, ya ada lah,” ucap Paloh di lokasi yang sama.
Salah satunya yang menjadi pembahasan menurut Paloh adalah soal RUU Tax Amnesty yang menjadi usulan pemerintah. NasDem melihat ada berbagai hal yang perlu dikaji lebih mendalam lagi.
“Saya tanyakan juga apakah memang sudah benar-benar usulan RUU inisiatif pemerintah menyangkut Tax Amnesty apakah sesuai ekspektasi, harapan ingin dicapai karena memang momentumnya saya pikir sudah tidak sehangat seperti ekspektasi awal-awalnya,” jelas Paloh.
Namun pada bagian lain Paloh menegaskan, NasDem tidak khawatir dengan mencuatnya isu reshuffle. Terutama setelah Partai Golkar dan PAN menyatakan dukungannya kepada pemerintah dan disebut-sebut akan mendapat jatah kursi menteri.
“Yang saya tau hak prerogratif reshuffle ada pada presiden. Tukar, ganti orang, berhentikan orang, nambah orang ada pada dia. Boleh-boleh aja Golkar mendesak. Tinggal pak Jokowi memang mau didesak Golkar atau tidak,” ungkap Paloh.
“Apakah memang Golkar akan masuk di dalam pemerintahan yg akan datang udah jelas kan, Golkar telah menyatakan secara resmi dukungannya pada pemerintah,” lanjut dia.
Paloh pun setuju-setuju saja jika memang Golkar mendapat jatah kursi menteri. Bahkan NasDem menurutnya rela jika memang jatah kursi menterinya berkurang demi mengakomodir Golkar.
“Kalau memang itu memungkinkan dan itu yang dianggap tepat oleh presiden, NasDem pasti dukung. Nggak apa-apa. Nggak masalah itu. Ini sungguh-sungguh. Jangan sembarangan untuk memberikan dukungan tanpa syarat,” beber Paloh.
“Harus konsisten di situ. Kan dari startnya begitu. Jadi, kita kasih. Kalo kurang memangnya kenapa. Nggak ada masalah. Tapi selalulah datang dengan pikiran dan niat yangg baik. Gimana kita bangun bangsa kalau terus berkutat. Rakyat semakin kritis,” sambungnya.
Golkar Minta Jatah
Isu reshuffle kabinet ini kembali mencuat setelah Partai Golkar menyatakan dukungan penuh terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Ketum Golkar Setya Novanto berharap pemerintah mengakomodir kadernya di kursi kabinet bila reshuffle benar-benar dilakukan.
“Ini tentu suatu sinyal yang diberikan tetap memberikan suatu apreasiasi dan penghormatan, mudah-mudahan,” kata Novanto kepada wartawan di usai menghadiri Haul Taufiq Kiemas di Kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Rabu (8/6/2016).
Jawaban ini disampaikan Novanto saat ditanyakan mengenai sambutan Presiden Jowi dalam acara haul Taufiq Kiemas. Jokowi saat memberikan sambutan, menghitung jumlah menteri dari NU yang berjumlah 6 orang. “Saya jadi ingat reshuffle kalau begini,” kata Jokowi.
Namun Novanto tak menjawab lugas saat ditanya mengenai ada tidaknya obrolan dengan Jokowi mengenai reshuffle. “Pokoknya kita doakan lah,” ujar Novanto tertawa.
Jokowi hingga saat ini belum pernah memberikan pernyataan terkait reshuffle. Namun posisi PAN dan Golkar yang menjadi pendukung baru pemerintahan disebut-sebut bisa mendapat jatah kursi.
Isu reshuffle kabinet kembali menguat memasuki bulan Ramadhan. Spekulasipun muncul bahwa reshuffle bakal diumumkan setelah lebaran. Selain jajaran menteri dari profesional, kabarnya Jokowi juga akan mereshuffle menteri asal parpol.
Reshuffle kabinet meski menyangkut evaluasi yang sudah lama dilakukan Presiden Jokowi, tak bisa dari manuver PAN dan Golkar masuk parpol pendukung pemerintah. Sebagai konsekuensinya, kedua parpol itu diisukan akan mendapatkan jatah menteri. Nah untuk mengakomodir dua parpol itu kabarnya bakal ada parpol yang dikurangi jatah menterinya, menurut isu santer yang akan dikurangi adalah menteri dari PKB yang saat ini masih punya empat menteri.
Memang parpol pendukung pemerintah tak ada yang berani mengintervensi hak prerogatif presiden. Namun demikian mereka meyakinan menteri mereka tidak akan dikurangi, semacam harapan terselubung juga yang disampaikan ke Presiden Jokowi.
“Kita optimis PKB tak akan berkurang, mungkin malah bertambah yang bagus. Keinginan boleh lah,” ujar Sekjen PKB Abdul Kadir Karding beberapa waktu lalu.
Saat ini memang ada 3 kader PKB di Kabinet Kerja. Yakni Menpora Imam Nachrowi, Menteri Desa Marwan Jaffar, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri. Sementara itu Menristek Dikti M Nasir yang juga ipar Ketum PKB Muhaimin Iskandar juga sering nongol di acara PKB. Meski menyampaikan harapan agar menterinya tidak dikurangi namun PKB menyertakan kata-kata bersayap.
“Kalau dapat itu silakan, selebihnya itu urusan presiden, bahwa kehilangan kok saya enggak yakin. Selama ini PKB sangat baik, bekerjasama, loyal dan mengikuti semua kebijakan dan program kepemimpinan Pak Jokowi,” jelas Karding.
Sementara itu Ketum PPP Romahurmuziy juga meyakini menterinya tidak akan direshuffle. Apalagi PPP yang belakangan mendukung Jokowi hanya mendapatkan satu kursi Menteri Agama.
“PPP kan cuma 1 (menteri di Kabinet Kerja). Masak mau dikurangin lagi,” kata Romy saat dimintai tanggapan apabila Golkar dapat jatah menteri yang menggeser posisi menteri PPP.
“Posisi yang pernah disampaikan oleh Presiden yang enggak mau ada parpol yang dominan di kabinet itu hanya menyisakan 1 kursi saja. Karena dari 34 kursi kementerian dan lembaga, yang ada di kabinet sudah 16 dari parpol. Apapun itu hak prerogatif presiden,” sebutnya.
PDIP sebagai parpol pendukung utama Jokowi-JK malah tak mau bicara banyak soal reshuffle kabinet. PDIP menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.
“Semua atas kehendak presiden, PDIP bukan dalam posisi (ikut campur). Saat ini konsentrasi kita memberikan dukungan kepada bapak presiden mendorong stabilitas harga bahan pokok di bulan puasa. Supaya bulan puasa menjadi bulan penuh makna. Kalau reshuffle kami serahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, kepada wartawan. (*)
Dicopy oleh Saiful dari: http://www.bogor-today.com/jokowi-isyaratkan-rombak-menteri/
0 komentar: